Home » » Secangkir Kawa Daun dan Sepotong Bika pelepas lelah

Secangkir Kawa Daun dan Sepotong Bika pelepas lelah

Written By Unknown on Thursday, January 16, 2014 | 4:30 PM

Secangkir Kawa Daun dan Sepotong Bika pelepas lelahSe-Sayak Kawa Daun dan Sepotong Bika sambil duduk bersantai melepas lelah di sore hari selepas pulang kantor. Rasanya begitu nikmat, apalagi ditemani istri cantik jelita, dan cuacapun  cerah keemasan.

Menyeruput kopi tentunya bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang, apalagi kaum adam. Kopi menjadi minuman wajib sebelum memulai berbagai aktifitas di pagi hari, dan tidak jarang kopi juga menjadi selingan disaat jam istirahat kerja. Ada banyak menu dan jenis kopi yang tersedia di pasaran, mulai dari black koffe atau kopi hitam, cappucino, moccacino, latte, dan lain sebagainya. Bagi pecinta kopi, tetunya juga memiliki jenis kopi kesukaan masing-masing. Kalau saya, sangat suka dengan yang namanya Black Koffe, heheh...

Menikmati kopi dengan berbagai jenis dan varian seperti yang saya sebutkan di atas mungkin sudah biasa dan sering kita temui sehari-hari. Tapi tahukah anda, bagaimana rasa dan sensasi dari daun kopi yang dijemur kering lalu direbus, dan dituang di tempurung kelapa, kemudian disajikan bersamaan dengan sepotong bika?? hmmm, jawabnya adalah laziz...

Yang saya terangkan ini adalah 'kawa daun', semacam minuman 'teh' yang terbuat dari daun kopi pilihan jenis arabika. Daun kopi yang digunakan setengah matang, tidak terlalu tua, tetapi juga tidak terlalu muda. Cara mengolahnyapun sama seperti mengolah daun teh pada umumnya. Daun yang sudah dipetik, dikumpulkan dalam satu wadah kemudian dijemur hingga kering. Daun kopi lalu direbus hingga matang tanpa campuran apapun dan kawa daun siap untuk dituang ke dalam sayak, dan ini yang membuat kawa daun menjadi unik dan khas. Tempurung kelapa, atau sayak dalam bahasa minangkabau, digunakan sebagai pengganti cangkir yang diberi tatakan bambu dibawahnya.

Mungkin tidak banyak yang tahu tentang minuman ini, apalagi daerah luar Sumatera Barat. Berdasarkan sejarahnya, kawa daun sudah ada sejak zaman pemerintahan kolonial belanda. Daun kopi digunakan oleh pribumi sebagai pengganti biji kopi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pejabat pada waktu itu.

Minuman kawa daun biasanya diseruput dengan atau tanpa tambahan gula. Namun belakangan ini, mulai berkembang berbagai variasi racikan kawa daun, diantaranya 'kawa telor'. Seperti halnya teh telor, cara pembuatan kawa telor hampir sama, yaitu telor bebek atau telor ayam kampung dengan tambahan gula yang dikocok hingga mengembang, kemudian dituangi air seduhan daun kopi. Wadah yang digunakan untuk menampung kawa daun dinamakan sayak, yaitu tempurung kelapa tua yang sudah dibersihkan. Perpaduan aroma khas daun kopi dan tempurung kelapa akan menambah citarasa tersendiri pada kawa telor.

Satu lagi menu yang tidak boleh ketinggalan ialah 'bika'. Jenis makanan ini sangatlah tradisional sekali. Tidak seperti bika ambon yang kita kenal pada umumnya, bika yang satu ini terbuat dari tepung beras, parutan kelapa muda, dan gula merah, diolah dengan cara yang sangat unik. Semua bahan dicampur hingga menggumpal, lalu dibungkus menggunakan daun jati, kemudian dibakar di tungku kayu. Wadah pembakaran berupa belanga yang terbuat dari tanah liat. Belanga ditumpuk menjadi dua, dimana belanga paling atas berisi bara api untuk menghasilkan matang sempurna pada adonan bika yang terletak di bawahnya. Kue bika yang dihasilkan berwarna putih kekuningan, dengan rasa dan aroma khas yang akan menggugah selera anda.

Se sayak kawa daun, dan sepotong bika, cukup menjadi teman anda menghabiskan sisa sore melepas lelah. Saya ucapkan selamat menikmati kawa daun anda di ranah minang....

Sumber foto: http://bit.ly/1dyRMpS
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Mata Huruf - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger